28/04/18

Fisiologi Pencernaan Mekanik (Hewan)

Pencernaan makanan adalah semua aktifitas alat-alat pencernaan dengan kelenjar-kelenjarnya untuk menjadika supaya makanan dapat diserap oleh usus dan mengeluarkan sisa-sisa pencernaan.


Mastikasi (pengunyahan) berfungsi sebagai :
1. Untuk membuat makanan menjadi lebih kecil sehingga menyebabkan kerja enzim di saluran pencernaaan lebih efektif.
2. Supaya makanan lebih mudah ditelan.

Pada proses mastikasi makanan dicampur dengan air liur yang dihasilkan oleh kelenjar sebagai berikut :
1. Kelenjar Parotis, cairannya encer.
2. Kelenjar Sublingualis, cairannya kental.
3. Kelenjar Submaksilaris, cairannya kental.

Fungsi air liur :
1. Untuk melarutkan dan melicinkan makanan sehingga mudah ditelan.
2. Menghidrolisa (mengubah) zet pati menjadi maltosa oleh enzim ptyalin yang dihasilkan oleh kelenjar air liur.
3. Pada Ruminansia air liur juga berfungsi sebagai :
- Memberikan suplai air untuk rumen dan reticulum.
- Menjaga keseimbangan asam basa dalam rumen.
- Dapat menghidarkan timbulnya busa, penggumpalan busa yang dapat menyebabkan tympani.
- Agar bakteri-bakteri (non-patogen) dalam rumen tetap aktif.

Deglutition (Penelanan)
Penelanan adalah suatu refleks yang diatur melalui nervus vagus dan suatu pusat pada medulla oblongata. Menelan dimulai oleh kerja volunter pengumpulan isi mulut pada lidah. Dan mendorongnya ke belakang ke dalam pharyng. Peristiwa ini mengawali suatu gelombang kontraksi involunter dalam otot-otot pharyng yang mendorong bahan makanan ke dalam esophagus. Penghambatan pernapasan dan penutupan glotis adalah bagian dari respon refleks.

Pada perbatasan antara pharyng dan esophagus terdapat tiga segmen esophagus dengan tegangan dindingnya waktu istirahat tinggi. Segmen ini pada saat menelan secara refleks relaksasi, memungkinkan bahan makanan yang ditelan masuk ke dalam corpus esophagus. Suatu cincin kontraksi otot esophagus terbentuk dibelakang bahan makanan yang kemudian bergerak ke belakang esophagus oleh gelombang peristaltic dengan kecepatan kira-kira 4 cm/detik. Otot perbatasan antara esophagus dan lambung (otot spingter esophafus bagian bawah) mempunyai tonus yang aktif tetapi relaksasi waktu menelan. Aktifitas tonus otot spingter esophagus bagian bawah, diantara makan mencegah refleks isi lambung ke esophagus.

Gerakan Lambung Sederhana.
Apabila makanan masuk ke dalam lambung, organ lambung direlaksasikan oleh proses refleks Receptive Relaxation. Relaksasi otot lambung ini dirangsang oleh penggerakan pharyng dan esophagus. Peristiwa ini diikuti oleh kontraksi peristaltic yang mencampur makanan dan menyemprotkan makanan ke dalam duodenum dengan kecepatan yang teratur, Gelombang peristaltic lambung mempunyai kecepatan 3 cm/menit.

Spingter pylorus mempunyai fungsi yang sedikit dalam pengaturan pengosongan lambung. Antrum, pylorus dan duodenum berfungsi sebagai suatu unit. Kontraksi antrum diikuti dengan serangkaian kontraksi daerah pylourus dan duodenum. Pada antrum kontraksinya mendahului isi lambung, yang terdepan massa yang padat masuk ke dalam duodenum. Isi lambung disemprotkan sedikit demi sedikit pada saat tertentu ke dalam usus halus. Regurgitasi dari duo denum tidak terjadi, sebab kontraksi segmen pylorus terjadi agak sedikit lebih lama daripada konstraksi duodenum.

Gerakan Lambung Ruminansia.
Ruminansia mempunyai lambung ganda yang terdiri dari : Rumen, Reticulum, Omasum, dan Abomasums. Dengan lambung ganda ini makanan yang berupa serat kasar dapat dicerna lebih lama dan sempurna.

Pada prinsipnya gerakan lambung ruminansia sama dengan gerakan lambung sederhana, yaitu gerakan peristaltic lambung. Pada ruminansia ada gerakan anti peristaltic yang memuntahkan kembali (regurgitasi) makanan yang ada di dalam rumen ke rongga mulut. Makanan tersebut dikunyah lagi dan senajutnya ditelan kembali langsung masuk ke dalam reticulum, proses demikian disebut ruminasi. Makanan yang sudah encer atau lunak dengan gerakan peristaltic masuk ke dalam omasum dan selanjutnya ke dalam abomasums. Sedangkan makanan yang masih kasar tertahan pada omasum. juga dengan gerakan peristaltic makanan yang ada di dalam abomasums dipindahkan ke usus halus secara teratur.

Pada Ruminansia muda, rumen dan reticulum belum berfungsi, makanan yang berupa air susu langsung ke dalam omasum melalui saluran yang disebut esophageal groove.

Gerakan Usus Halus.
Kontraksi usus halus dikoordinasi oleh gelombang lambat usus halus, suatu gelombang dipolarisasi otot polos yang bergerak ke belakang dalam otot polos longitudinal dari duodenum. Frequensi gelombang lambat menurun kira-kira 12 cm/menit dalam jejunum sampai kira-kira 9 cm/menit dalam ileum.

Pergerakan usus halus mencampur dan menumbuk isi usus serta mendorongnya ke usus besar. Terdapat dua jenis pergerakan : kontraksi segmental dan gelombang peristaltic. Kontraksi segmentasi adalah : kontraksi menyerupai cincin yang timbul sepanjang usus dengan interval sangat teratur, kemudian menggerakan isi usus bolak-balik dan menambah pergeseran dengan permukaan mukosa.

Gerakan Usus Besar.
Bagian ileum yang mengandung katup (illeocecal) sedikit menonjol ke dalam caecum sehingga meningkatkan tekanan colon menutup katup, sedangkan peningkatan tekanan ileum membuka katup. Oleh karena itu katup efektif mencega refleks isi colon ke dalam ileum. Katup dalam keadaan normal menutup. Pada saat gelombang peristaltic tiba padanya katup membuka sebentar, memungkinkan sebagian isi usus ileum disemprokat ke dalam caecum.

Pergerakan colon terdiri dari kontraksi segmentasi dan gelombang peristaltic seperti yang terdapat pada usus halus. Kontraksi segmentasi mencampur isi colon dan dengan lebih banyak menyentuhkan isinya ke mukosa, mempermudah absorbsi. Gelombang peristaltic isi ke rectum, walaupun kadang-kadang terlihat antiperistaltik yang lemah, Kontraksi tipe ketiga yang terdapat hanya pada colon adalah mass action contruction, yang terdapat kontraksi otot polos yang serentak meliputi daerah yang luas. Kontraksi ini terjadi pada pars desenden dan sigmoid serta berperan untuk mengosongkan colon dengan cepat. Kontraksi ini merupakan kekuatan yang jelas pada waktu defekasi (proses pengeluaran zat sisa/pengosongan usus dan mengeluarkan feces pada saat BAB).

Pergerakan colon dikoordinasi oleh gelombang lambat colon. Frequensi gelombang ini tidak seperti gelombang pada usus halus, meningkat sepanjang colon, dari kira-kira  2 cm/menit pada katup illeocaecal sampai 6 cm/menit pada sigmoid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak atau komentar anda disini.